"Hah?" Aku tersentak. Terkejut. "Kok bisa?" Pikirku heran. Aku baru berumur awal 30-an, tapi kok udah ubanan?
Spontan bilang, "Tolong cabutin, Dik!"
Meskipun si uban udah dicabut dari kepala, aku nggak bisa bernafas lega. Munculnya uban berarti ada yang salah dengan rambutku. Jika dibiarin pasti uban itu nongol lagi di rambutku. Kan nggak lucu masih muda kok udah ubanan. Kalau aku seorang albino sih wajar. Masalahnya aku normal dan tidak ada dari keluargaku yang ubanan. So wajar bukan jika aku panik.
Ketakutanku terbukti. Uban muncul lagi. Bukan cuman uban, tapi juga si parasit kepala alias kutu rambut.
Arggg!
Hatiku galau. Uban aja belum kelar. Eh adalagi muncul kutu rambut. Ugh, apes tenan awakku.
Masalah kutu rambut aku dahuluin karena lebih urgent. Gatalnya bikin aku senewen. Nggak bisa tidur. Malu pula. Takut dicap jorok.
Solusi untuk masalah kutu rambut itu sederhana. Aku keramas pakai shampo lalu dengan kaos putih yang tipis (kaos dalam) memijit kulit rambut agar kutunya nempel di kaos. Kutunya banyak yang nempel di kaos sih, tapi efeknya kulit kepalaku jadi sakit karena mungkin aku garuknya kasar. Setelah itu aku kombinasi dengan serit. Abis tuch kutu.
Balik lagi ke uban. Solusinya aku pake masker lidah buaya untuk rambutku. Efeknya kulit kepalaku jadi dingin dan segar. Tapi, si uban masih bandel tetap nempel. Ogah minggat.
Aku coba ganti shampo. Yach mungkin aja komposisi shampo yang aku pakai udah nggak cocok dengan rambutku. Ganti beberapa kali. Nggak mempan juga. Aku sampai udah nyerah.
Lalu salah satu anak tetanggaku bilang, "Mbak jual shampo DOVE. Nanti aku beli."
Sebagai pedagang yang baik, aku mengiyakan permintaannya. Aku iseng coba yang conditioner karena rambutku sering kusut susah disisir. Eh nggak tahunya cocok.
Aku naik pangkat coba shamponya yang untuk rambut rusak. Siapa nyana uban yang sudah menggangguku hampir setahun sembuh setelah pakai Dove.
Terima kasih Dove udah bikin rambutku tidak ubanan lagi.