Pelet
Cinta
Summary
: Naruto naksir duda? Eoh, usap peluh dingin di kening. Yang benar saja? Mana ia lebih tua dari bokapnya pula. OMG, Demi
apa? Terus kenapa Sasuke yang blingsatan? Katanya Naruto just friend. Kok mukanya acem tiap liat Naruto tebar
pesona pada duren (Duda keren) itu? Fem_Naru.
DISCLAIMER
: Naruto Belongs to Masashi Kishimoto
Genre : FriendshipRating : T
WARNING : Fem_Naru, sedikit bashing beberapa chara, OOC,
AU, dan gaje.
Pair : SasufemNaru
just friend
Author
Note :
Ai milih tokoh Orochimaru karena menurutku ia yang paling pas untuk
peran ini. Orochimaru memiliki tatapan mata yang misterius dan senyum penuh
makna. Maaf bagi yang merasa Sasuke agak OOC. Terima kasih banyak bagi yang
sudah mereview, memfollow, dan memfav.
Oke
lanjut saja ke cerita. Semoga berkenan di hati para reader. Chekidot.
Don't
Like Don't Read
Ono duda manggon ngarep
omahku
Yen ruh aku, dhewekke ngguya
ngguyu
Yen dek’e ngerti, aku namatke
Mlakune mundhak soyo digawe-gawe
Kira-kira umure seket pitu
Wis meh podho karo yuswane
pak ku
Aku ra ngerti opo karepe
Saben dina aku diwenehi
roti.
Soyo suwe atiku soyo mundhak
bingung
Kudu-kudu
kepingin ning omahe
Sasuke melihat
Minato dengan santai dan acuh tak acuh, meski oniksnya tampak lebih tajam dan
menyelidik dari hari-hari biasanya. Sasuke mencoba membaca isi pikiran ayahnya
Naruto. Ia berharap menemukan sedikit saja tanda di wajah Minato yang masih
tampan di usianya yang sudah menginjak akhir 40-an, tapi sulit.
Minato tampak
tenang. Namun, Sasuke tahu itu hanyalah ketenangan yang menipu layaknya
ketenangan permukaan air laut yang bisa kapan saja bergejolak menenggelamkan
apapun yang ada di atas permukaaannya.
“Om..!” sapa
Sasuke tenang, tak sesuai dengan isi hatinya yang bergejolak.
Minato
menghembuskan nafas panjang. “Aku akan memeriksa kamar Naruto,” katanya. Ia
beranjak dari kursinya dan meletakkan handycamp Sasuke di atas meja setelah menekan
tombol off.
“Aku ikut,” kata
Sasuke mengekor di belakang Minato. Ia tak menunggu persetujuan dari Minato
karena ia tahu, Minato pasti mengijinkannya. Sasuke sudah sering masuk ke kamar
Naruto. Ia bahkan sudah hafal di luar kepala detail-detail kamar Naruto.
Minato sampai di
kamar Naruto. Matanya melotot horror. Wajahnya memucat. Tadinya, ia kurang
begitu mempercayai isi video yang diperlihatkan Sasuke, tapi kini ia percaya
100%, ah bukan 1000%. Putri bungsunya memang sedang dalam bahaya. Ia tengah
dalam pengaruh pellet dari duda beranak dua yang sialnya tinggal di depan
rumahnya.
Dengan gusar, ia
meraih paksa deretan foto si Orochimaru yang menutupi seluruh dinding kamar Naruto.
Irisnya menyorot marah pada foto Orochimaru yang tengah memamerkan senyum penuh
maknanya padanya seolah sedang mengejek ketidak becusannya sebagai seorang ayah.
Foto-foto ini adalah bukti lain niat jahat Orochimaru pada putrinya dan
sekaligus kegilaan putrinya.
Minato pernah
muda dan ia sudah pasti pernah jatuh cinta, tapi ia tahu batas antara orang
normal yang sedang jatuh cinta dengan ketidak warasan. Dan, ini jelas sebuah
ketidak warasan. Hanya stalker gila yang berniat memfoto seorang duda dengan
berbagai angel, pose, suasana, tempat, dan baju yang berbeda. Naruto bahkan
memiliki foto Orochimaru tengah tidur di kamarnya dalam balutan piama. Dan, itu
membuat Minato ngeri coret sangat ngeri.
Ia tak berani
membayangkan bagaimana caranya putrinya bisa mendapatkan foto itu. Minato
mencabuti foto-foto itu tanpa melirik sedikitpun pada foto yang dicabutnya. Ia
takut menemukan foto yang lebih mengerikan dari foto Orochimaru sedang tidur.
Hatinya tidak siap menerima fakta ketidak warasan sang putri.
Sasuke tidak
tinggal diam. Ia turut membantu. Ia menggeledah kamar Naruto, mengobrak-abrik
seisi kamar dari lemari, laci, tas, sampai kardus-kardus. Ia menemukan lembaran
foto yang lebih banyak lagi dari yang ditempel Naruto di dinding kamarnya dengan
pose yang mungkin bisa membuat paman Minato masuk rumah sakit karena serangan
jantung. Ngerinya lagi, Sasuke juga menemukan ada ratusan CD, DVD, MP3, sampai
flashdisk yang semuanya berisi foto dan video seorang Orochimaru.
Sasuke kini
beralih pada kolong tempat tidur. Sasuke terkesiap, nyaris menjerit. Ia
komat-kamit dalam hati, memohon pertolongan dari Tuhan. Di kolong tempat tidur,
ia menemukan lebih banyak lagi benda-benda absurd yang ia ketahui pasti milik
si duren depan rumah.
Sasuke
mengangkat toples bening berisi benda-benda menjijikkan di tangannya. Dahinya
mengerut tidak suka membaca tulisan tangan yang tertera pada label toples.
“Kuku-kuku dan helaian rambut Orochi-chan?” Sasuke menahan diri untuk tidak
muntah membaca panggilan manis Naruto untuk si duren. Terlalu bagus untuk om-om
bangkotan penggila daun muda.
Otak Sasuke
berfikir. Untuk apa Naruto mengumpulkan benda-benda ini? Kalau botol sabun
cair, sampo, parfum, obat cukur, handbody lotion, dan bahkan ehem bekas sikat
gigi si Orochimaru, Sasuke masih bisa menolerirnya, tapi ‘Ini?’ sulit ia
terima. Ini bukan benda-benda yang pantas untuk dikoleksi.
‘Jangan-jangan
Naruto berniat memelet si duren itu?’ batinnya. Wajah Sasuke pucat. Perutnya
bergolak tidak nyaman. Binatang dalam dirinya mengaum marah. Ia merasakan
amarah yang aneh, yang tak pernah ia rasakan selama ini. Ini berhasil menohok
inti jiwa Sasuke dan menarik sisi binatangnya ke permukaan. Amarah Sasuke menggelegak.
Ia terdorong untuk mengulurkan cakarnya dan mencabik-cabik tubuh Orochimaru
menjadi beberapa bagian. Ini aneh, sangat aneh mengingat ia belum pernah memiliki dorongan brutal dan haus darah macam itu. Ini kali pertama.
Sasuke
mengumpulkan benda-benda laknat yang ada di kamar Naruto dan menumpuknya dalam
kardus. Jumlahnya amat banyak, menyerupai kumpulan barang keluarga yang tengah
pindah rumah. Sasuke meletakkan diary Naruto yang tidak sudi ia baca karena
ngeri pada kardus terakhir dan melakbannya. Minato dibantu Kushina memindahkan
kardus-kardus itu ke bawah untuk dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah.
Sasuke tengah
mencabut foto Orochimaru yang masih tersisa satu di dinding, ketika Naruto
datang. Naruto menjerit. Sasuke ikut menjerit. Wajah Sasuke pucat pasi melihat
Naruto, sahabatnya berubah menjadi sosok mengerikan yang belum pernah dilihatnya.
Lalu, dimulailah aksi penganiayaan Sasuke. Selanjutnya yang terdengar dari
ruangan ini hanyalan rintihan, jeritan pilu, dan permohonan. Suara-suara itu
berhamburan di udara sekitar sejam lamanya.
Sasuke berada di
pojokan kamar Naruto dengan tubuh yang hampir sudah tidak berbentuk. Pukulan
Naruto yang memang seorang karateka ban hitam terasa seperti serudukan banteng.
Tubuhnya ngilu sesudahnya. Ia hanya berharap, tidak ada tulangnya yang patah
kali ini.
“Naruto, ada apa
ini?” tanya Minato penuh wibawa. Matanya menyorot iba pada nasib Sasuke.
“Sasuke, tuh,
Pa. Ia mengacak-acak kamar Naru,” adu Naruto dengan nada manja.
“Memangnya, apa
yang diambil Sasuke? Kenapa kau harus semarah itu?” tanya Minato berusaha
terdengar tenang, meski hatinya ketar-ketir. Dalam hati, ia menyiapkan batinnya
untuk menerima jawaban mengerikan yang meluncur dari bibir Naruto.
“Ia mencabuti
foto…” Naruto menelengkan kepalanya bingung. Tadi, saat masuk ke dalam
kamarnya, ia sangat marah pada Sasuke, tapi sekarang ia bingung apa alasannya.
Entah mengapa, ia merasa akhir-akhir ini, ingatannya terasa blur dan
lompat-lompat. Ada banyak hal yang tidak diingatnya. Ia ingat ia tergila-gila
pada seseorang hingga ia rela jadi stalkernya yang fanatic, namun ia tak ingat
siapa. Jangankan identitasnya, wajahnya pun ia lupa. Aneh, kan? “…foto atlet
sepak bola pujaanku.” Lanjutnya menyelesaikan ucapannya, mengabaikan kekacauan
ingatannya.
“Ya, maaf.” Kata
Sasuke meminta maaf. “Aku kan tak tahu kalau kau masih ngefans sama dia.
Kemarin kan kau bilang kau tak suka dengan Cristiano Ronaldo dan berniat
mengganti posternya dengan poster Bambang Pamungkas,” jawab Sasuke asal.
“Karena itu, aku datang hari ini untuk membantumu mendekor ulang kamarmu,”
dalihnya.
Naruto
mengerucutkan bibirnya jengkel. “Harusnya kau nanya dulu. Jangan langsung main
cabut saja!” kata Naruto yang bisa diartikan permintaan maaf secara tersirat.
“Hn,”
Naruto ke bawah
untuk mengambilkan es untuk mengompres lebam di wajah Sasuke sekaligus
peralatan kotak P3K. Sasuke meringis merasakan nyari di sekujur tubuhnya.
Minato membantunya duduk di atas ranjang Naruto.
“Paman jangan
mengungkit-ungkit masalah ini pada Naruto. Aku tak ingin ia cemas ataupun malu.
Ini bukan salah Naruto. Ini di luar kehendaknya. Ia melakukannya tanpa sadar,”
Kata Sasuke memberi peringatan pada Minato.
“Tapi…”
“Jika paman
ingin menolong Naruto, bersikaplah seperti tidak terjadi apa-apa. Dan, paman
harus memastikan apapun pemberian Orochimaru-san tidak sampai pada tangan
Naruto. Itu satu-satunya cara untuk mematahkan peletnya.”
“Aku mengerti,”
kata Minato lirih karena Naruto sudah kembali ke kamar.
Minato
meninggalkan Naruto dan Sasuke di kamar dengan pintu yang terbuka lebar. Ada
hal penting yang harus dibereskannya dengan segera. Ia harus membawa
benda-benda mengerikan di kamar Naruto untuk dimusnahkan hari ini juga.
Kok
ndilalah, bapak
pirso kabehe
Saben teko, rotine dibalekke
Pikirku tentrem koyo adate,
Yen tak pikir aku kudu ngguyu dewe.
Saben teko, rotine dibalekke
Pikirku tentrem koyo adate,
Yen tak pikir aku kudu ngguyu dewe.
Di luar dugaan,
Minato tidak melakukan konfrontasi dengan Orochimaru. Ia masih menerima Orochimaru
dengan ramah dan menerima pemberiannya dengan senyum di bibirnya. Saat Sasuke
bertanya, Minato menjawab, “Demi kebaikan Naruto. Aku tak ingin nama baik
Naruto tercemar dengan kabar ini. Aku ingin Naruto tumbuh seperti gadis normal
lainnya, tanpa harus dibayangi gosip ini. Itu pasti melukainya,” Minato lebih
bijak dari yang disangka Sasuke.
Meski bersikap
biasa saja, bukan berarti Minato tak melakukan apapun. Diam-diam, Minato
memberikan mantra penawar pellet Orochimaru. Ia juga selalu memastikan semua
roti pemberian Orochimaru atau apapun pemberiannya tidak pernah sampai ke
tangan Naruto untuk memastikan pengaruh pellet tidak menguasai Naruto. Dari
hari ke hari, terapi yang diberikan Minato mulai membuahkan hasil.
Naruto tidak
lagi memiliki dorongan gila untuk menstalker Orochimaru. Ia tidak lagi memiliki hasrat
buta untuk terus berkunjung ke rumah Orochimaru dengan alasan yang dibuat-buat.
Namun, kebiasaannya menunggu Orochimaru saat pagi hari masih dipertahankan
Naruto. Mungkin karena itu, Orochimaru tidak curiga dan tidak melakukan
tindakan yang lebih berbahaya lagi pada Naruto.
Langkah
selanjutnya, Minato dengan sengaja memberikan roti pemberian Orochimaru pada
janda menyebalkan yang hobi menggodanya yang tinggal di sebelah rumahnya. Janda
itu tampaknya mulai memperhatikan Orochimaru. Ia berkali-kali dengan sengaja
menggoda Orochimaru. Ia bahkan —konon katanya— mendatangi seorang dukun sakti
untuk memelet pujaan hatinya. Mata dibalas dengan mata, pellet dibalas dengan
pellet. Biar tahu rasa Orochimaru nanti.
Dan, benar saja.
Beberapa hari kemudian, Minato mendengar selentingan kabar jika Orochimaru mulai terpikat pada janda gatel itu.
Mereka bahkan tanpa malu memamerkan kemesraan mereka di depan publik, membuat
mereka jadi bahan perbincangan dan gunjingan di tengah-tengah masyarakat.
Banyak yang setuju dengan hubungan keduanya. Janda ketemu duda, bukankah itu
ide bagus?
Orochimaru yang
gerah, tidak tahan dengan gunjingan para tetangga akhirnya memutuskan menikahi
si janda. Minato dengar, katanya setelah menikah mereka pindah ke
kompleks yang jauh dari kompleks rumahnya Minato, yang mana sangat disyukuri
Minato dan Sasuke. Naruto mereka kini benar-benar selamat dari jerat si pria
tua itu.
Di lain pihak,
Naruto sudah pulih seperti sedia kala. Ia bahkan tak memperlihatkan tanda-tanda
pernah tergila-gila pada Orochimaru, seolah-olah itu tak lebih dari mimpi
belaka. Ia bahkan tak merasa kehilangan sedikitpun mendengar Orochimaru menikah
dengan orang lain. Naruto kembali seperti saat Orochimaru belum hadir dalam
hidup mereka.
………………….*****…………………
Naruto tengah memanggang
kue nastarnya, ketika Sasuke menghampirinya. “Jadi?” tanyanya sambil duduk di
sebelah Naruto.
“Iya, dong. Aku
gitu loch,” kata Naruto dengan hidung kembang kempis jumawa.
“Sombong, loe.
Paling juga yang ngerjain Hinata-chan, dan kau cuman menunggu kuenya matang,”
ejek Sasuke.
PLAKK! Naruto
menggeplak kepala Sasuke yang membuahkan pekikan ringan. Sasuke mengelus kepalanya
yang memar. “Enak aja. Ini murni aku yang bikin. Hinata hanya memastikan aku
tidak membuat kesalahan. Iya kan, Hina-chan?” tanyanya sambil meminta dukungan.
Hinata
mengangguk dengan pipi merona di sela-sela kegiatannya mengaduk adonan kuenya.
Sudah jadi rahasia umum, jika ia juga naksir Sasuke, meski Sasuke tak pernah
menaruh minat padanya dan malah pacaran dengan Sakura yang masih sahabat
karibnya.
Sasuke mendengus
tak percaya. Naruto melotot galak yang dibalas Sasuke dengan memutar bola
matanya bosan. “Awas kau!” gerutunya kesal. Sasuke terkekeh geli,
memperlihatkan gigi gerahamnya. Naruto yang kesal memukul-mukul bahu dan
punggung Sasuke dengan serbetnya. Sasuke semakin terkekeh kegelian, membuat
wajahnya yang sangat tampan tampak lebih manusiawi.
Para cewek yang
ada di ruangan lab masak itu jadi blushing, tidak tahan dengan pesona Sasuke,
termasuk Sakura pacarnya. Ini lah saat-saat yang disukai mereka, melihat Sasuke
tertawa lepas. Hanya Naruto yang bisa melakukannya. Karena itulah, mereka
senang berada di dekat Naruto.
Sasuke melihat
toples bening yang sudah diberi pita biru, tapi belum diberi label. “Ini untuk
siapa?” tanya Sasuke tertarik. ‘Pasti untukku,’ batinnya GR.
“Oh, itu untuk
Neji,”
Dahi Sasuke
mengerut. “Neji? Ketua kelas kita?”
“Siapa lagi?
Beberapa hari ini, ia sering memberiku roti, karena itu aku mau memberi.. Waa…!
Sasuke! Apa yang kau lakukan?” jerit Naruto histeris berusaha menyelamatkan
toplesnya, namun sayangnya ia terlambat. Sasuke dengan brutal sudah membuka
toplesnya dan mengosongkan isinya. Kue-kue itu kini berpindah ke dalam perutnya
semuanya. Selanjutnya, yang terjadi adalah penganiayaan brutal. Naruto memake over
Sasuke hingga wajah gantengnya Sasuke babak belur.
Neji yang
melihat itu dari kejauhan hanya bisa geleng-geleng kepala, tak berniat
membantu. Katakanlah, ia jeri dengan Naruto yang sudah dalam kondisi kalap.
Sasuke memang aneh. Demi kue ia sampai seperti itu. Ia bahkan tak perduli
dengan Sakura pacarnya yang memasang wajah kecewa dan cemburu berat. Ia jadi
bingung sendiri. Sebenarnya pacarnya Sasuke itu siapa sih? Sakura apa Naruto?
THE END
menarik banget buat dibaca
BalasHapustahapan pilkada 2020
Świetnie napisane. Pozdrawiam serdecznie.
BalasHapus