Minggu, 01 Juli 2018

Jadi Cantik, Siapa yang Tidak Mau?

Menjadi cantik. Siapa yang tidak mau? Bukan hanya wanita, pria pun suka. Karena itulah, segala serbi yang berhubungan dengan kecantikan, seperti merawat kecantikan, cara menjadi cantik, make up, aksesoris yang memancarkan kecantikan dll jadi topic yang tidak pernah mati. Dari jaman baheula (Masa Prasejarah) hingga era millennium dasawarsa ini, topic ini masih tetap eksis. Bahkan makin hot dengan berbagai penemuan mutakhir di bidang ini.

Pertanyaannya, kenapa kecantikan begitu dipuja?
Karena menjadi cantik memiliki banyak keuntungan.

The First, dapat kesempatan dan peluang yang lebih baik.
Kecantikan sesuatu yang paling mudah dilihat dan dinilai. Jika kita dihadapkan pada dua orang wanita. Satu cantik dan satu kurang cantik. Hati kita pasti akan menilai si Cantik lebih daripada yang agak kurang cantik. Iya, kan? Hayo ngaku! Nggak usah munafik, deh. (^_^)
Urusan kepribadian, moral, dan hatinya itu bisa dinilai nanti. Prinsipnya, enak di mata enak di hati. Makanya, orang cantik akan dapat kesempatan lebih baik dalam urusan pernikahan, karir, maupun popularitas daripada yang kurang cantik.

The Second, Lebih PD
Kita akan lebih PD dengan wajah cantik putih, mulus, kinclong, bak batu giok daripada dengan wajah hitam legam, kasar, dan jerawatan. Apalagi jika penuh bopeng. Hiyy (>_<). Alamat nggak berani keluar rumah tuch. Bawaannya ingin ngumpet aja karena malu.
Meski nggak semua. Namun, umumnya orang yang cantik dan berkulit putih akan lebih PD dalam menonjolkan kelebihannya, dibandingkan dengan yang berkulit hitam. Orang-orang kurang cantik dengan kulit gelap umumnya lebih pemalu dibandingkan dengan yang berkulit putih. Mereka cenderung tidak berani tampil di depan public.

Guruku sejarah pernah bilang, “Kita itu kelamaan dijajah Belanda yang berkulit putih. Makanya kita punya mental minder.”

Aku pikir itu ada benarnya. Hanya karena kita berkulit lebih gelap (sawo matang), kita tidak PD dengan kecantikan alami kita dan mati-matian pake produk pemutih berharga selangit demi bisa putih kayak mereka. Berbagai produks pemutih diburu, tanpa perduli harga dan juga efek sampingnya.

Kalau menurutku, itu bego. Padahal kan, putih tidaknya seseorang itu tergantung pada DNAnya. Alias nggak bisa diubah Broh. Kecuali Bro/Sis tajir gila macam Michael Jackson. Penyanyi dari USA ini punya banyak uang buat operasi mengubah warna kulit dari hitam menjadi putih dan sekaligus pemeliharaannya. Tanpa itu, jangan mimpi dech.  

Tapi, nggak usah sedih Bro/Sis. Warna kulit kita, sebagai orang Indonesia yang sawo matang itu cantik, kok. Dengan caranya sendiri. Itu sesuai dengan kondisi alam kita yang terkena pancaran sinar matahari sepanjang tahun.

Kalau masih nekat juga ingin berkulit putih dengan biaya yang lebih miring daripada Michael Jackson, coba dech tips My Teacher. “Cat aja pake cat putih atau gamping biar lebih irit!” Dijamin putih secara instan. Untuk hal-hal seperti kulit kencang, kaku, panas, dan kerusakan lainnya mohon ditanggung sendiri.

The Third, Buat permen mata

Kecantikan itu permen mata, buat mencuci mata. Saat penat, hati cenat-cenut, lihat yang cantik-cantik, pastilah hati lebih lega. Beban agak berkurang. Coba bayangin! Udahlah capek fisik, pikiran kusut, hati suram, eh lihat muka super duper jelek.. Jujur rasanya ingin nangis darah. Banting cangkir. Mata kita pasti akan beralih, nyari yang agak lebih baik di mata. Iya, khan?

The Fourth, Mempermudah urusan

Orang cantik akan lebih banyak fans, penggemar. Orang-orang yang ingin menempel karena ingin ketularan berkahnya datang silih berganti. Nah di situ letak enaknya. Dengan adanya fans di sekitaran, urusan kita bakal lebih cepat kelar dan juga mudah. Kenapa? Karena, mereka (para fans) akan membantu mempermudah urusan kita. Mereka tak akan segan-segan membantu demi masuk list pertemanan.
Nggak percaya?

Contoh nyata tuch artis. Para fans, khususnya yang fanatic, meski suka rempong ingin ikut campur masalah dalam negeri si artis, namun mereka rela tanpa dibayar membantu si artis untuk terkenal. Mereka dengan gratis, tidak sayang pulsa dan uang demi mendukung si artis mempromosikan karyanya (film, drama, lagu, dll). Mereka bahkan siap sedia berjibaku melawan para bubuk hitam yang ingin mengoles si artis dengan gossip miring.

Mau menjelek-jelekkan idolaku? Hadapi dulu aku.

Beneran dech.

Aku tuch pernah ngalamin dua kali. Pertama, saat aku tak sengaja menyinggung salah satu artis dalam sebuah fanpage. Nggak sampai jelek-jelekin si artis. Cuman bilang, “Aku nggak suka ah ama ….. (nama artis disembunyikan biar nggak dibilang promosi). Aktingnya jelek. Lembek. Bisanya cuman mewek. Nggak ada aura ratunya. Makanya ratingnya jelek.”

Langsung ditangkis sama penggemar setianya. “Kata siapa? Justru karena …. bergabung dramanya jadi lebih baik. Ia nggak segalak artis sebelumnya. Jangan jelek-jelekin…. Bla bla bla…

Langsung dech aku out dari fanspagenya. Keder dengan komentar sadisnya. Galaknya. Ampun dech. Bikin parno.

Di kesempatan kedua, waktu aku nggak sengaja nyinggung salah satu nama pemimpin kita lewat puisi. Nggak jelek-jelekin. Cuman mengkritik kebijakannya yang menurutku tidak tepat untuk rakyat. Itu pun dengan bahasa puitis.

Balasannya?

(ToT) . Bukan parno lagi. Mati karena jantungan dach. Udahlah dimaki-maki, dikatain, diancam mau dilaporin polisi dengan pamer screen shoot pula. Aku langsung nggak berani buka akun sosmedku lagi berbulan-bulan lamanya sampai berdebu.


Buat list selanjutnya, bisa reader tambahin sendiri. Untungnya banyak kan? Makanya, itu semua orang ingin cantik. 

1 komentar: