Senin, 02 Juli 2018

Gara-Gara Shampo Kadaluarsa

Beberapa bulan belakangan ini, aku menderita gatal-gatal di kepala. Jangan nuduh aku kutuan! Sepanjang umurku, aku kutuan dua kali. Pertama, saat duduk di bangku SD. Kelas 5. Kedua, sewaktu kuliah tingkat 3. Penyebabnya sama, ketularan teman yang rambutnya kutuan. Solusinya sih simple. Nggak perlu pakai obat kutu rambut macam Pe****k buat membasmi kutu rambut. Cukup diserit. Langsung beres.

Bagi yang nggak tahu, serit tuch, gambarnya kayak yang dibawah ini!



Dengan menyerit rambut, kutu-kutu pada rontok. Tapi, harus dilakukan saat awal-awal merasakan gatal di rambut. Karena, kalau udah kelamaan tuch kutu rambut udah terlanjur bikin kepompong di rambut cantik kita. Bahasa jawanya liso. Liso ini sama gatalnya dengan kutu rambut yang udah dewasa. Jadi mesti dibasmi juga. Serit nggak bisa merontokkan liso. Mau tak mau harus diambil atu-atu. Bahasa Jawanya dipetani. Kayak gini gambarnya!



Karena nggak mungkin aku kutuan, option kedua, aku ketombean. Penyakit lama dan susah dibasmi rambut aku tuch ketombe. Sama gatalnya dengan kutuan. Biasanya dengan rajin mengkeramas rambut, ketombe berkurang banyak. So, kepala bebas dari gatal. Tapi, ini enggak. Gatalnya masih tetap bandel menempel di kepalaku dan bikin aku semangat menggaruknya. Kesiksa banget. Mana nggak tahu solusinya pula.

Lalu, tiba-tiba, anak salah satu tetanggaku yang sedang main ke rumahku nyeletuk, “Mbak masih muda kok ubanan, sih?”

“Masa? Salah lihat kali.” Kataku tak percaya. Masak badan masih kencang. Nggak ada kerutan di kulit kok udah ubanan.

“Bener, Mbak.”

“Lah, mana buktinya?”

Anak tetanggaku lalu mencabut yang katanya uban di kepalaku. Prosesnya nggak sakit sama sekali. Ia lalu ngasih ke aku. (ToT) (>_<) Huweee…! Ternyata ia betul. Aku ubanan. Lebih dari satu biji pula. Sedihnya.

Sejak itu, aku mulai lebih care ama rambutku, merawatnya hati-hati. Mengolesi daging lidah buaya ke rambutku karena katanya lidah buaya bagus buat rambut. Itu rutin tiap pagi dan petang. Selama sebulan dah nggak ada uban lagi. Terus aku berhenti deh perawatan.

Namun, bulan berikutnya, si uban yang menyebalkan itu datang lagi. Jumlahnya lebih banyak dari yang pertama. Bulan berikutnya juga iya. Aku jadi mikir ini kenapa ya? Aku masih berusia muda, hidup santai, tidak sedang dicekam terror atau tekanan tertentu, tidak punya riwayat ubanan selama ini dari seluruh keluargaku dari pihak ayah maupun ibu, makanan yang ku konsumsi juga nggak ada yang aneh-aneh. Masih sama seperti dulu. Tapi, kok kali ini ubanan. Aku bingung. Super duper bingung.

Sempat juga mikir gara-gara gonta-ganto shampo. Namun, option ini juga aku coret. Dari dulu aku sering gonta-ganti shampo dan nggak kenapa-napa tuch. Pahit-pahitnya, ketombeku kian parah. Tapi, nggak sampai ubanan.

Jadi karena apa?

Lalu, iseng aku baca tulisan di botol shampoku. Aku baca dari cara pemakaian, ingredients, manfaatnya dll. Hingga mataku tanpa sengaja menempel pada huruf yang berbeda karena dicetak dengan tinta yang berbeda. EXP 120418.

Mataku melotot dan ingin teriak, “Oh, GOD!” Begonya aku. Pantas aku ubanan. Lha wong shampo yang ku pakai udah expaired alias kadaluarsa.  Sayangnya aku udah terlambat menyadarinya. Ubananku udah terlanjur meraja lela. Sedangkan, cairan pada shampo kadaluarsaku udah terlanjut mengalir mengenai kulit di leherku, menimbulkan rasa gatal yang luar biasa dan juga perih. Kesiksa banget.



Hik hik hikszzz.. Gara-gara teledor, nggak memeriksa tanggal kadaluarsa, aku sendiri yang kesiksa. Untung cuman shampo yang penggunaannya pada tubuh bagian luar. Kalau makanan gimana? Atau, obat? Efeknya bagi kesehatan pasti lebih berat lagi. Dan, aku bersyukur, keteledoranku hanya pada shampo saja. Kalau pelembab wajah? Lipstick? Bedak? Gimana? Iyuhh.. Bisa hancur wajahku. Tambah jelek dech aku.  





3 komentar:

  1. saya sarankan kalo punya shampo yg udah expose jgn langsung di buang, sayang bs buat cuci kendaraan . . ..😄😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget. Buat nyuci2 sandal jepit juga woke tuh. Jadi wangi

      Hapus
  2. wah saya juga suka teledor begitu

    ihsg

    BalasHapus