Rabu, 04 Juli 2018

Gelas Vintage yang Memorable

Asyiknya nonton drama ulangan tuch, bukan hanya kita bisa bernostalgia dengan para artis senior kala saat mereka masih muda. Cantik, ganteng, dan unyu. Atau, bisa jadi mengenang artis senior yang sudah almarhum lewat drama ulangan. Tapi, juga kita bisa focus melihat hal-hal di luar acting dan interaksi para artisnya. Seperti, melihat panorama jaman dulu atau mengamati pernak-pernik, alat peraga yang digunakan.

Seperti sekarang ini. Aku lagi demen nonton Si Doel Anak Sekolahan yang diputar ulang entah yang keberapa kalinya di RCTI. Konon, dari para penduduk yang ku kenal dahulunya, drama ini dibuat di daerah Bekasi yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Tempat itu dipilih selain asri, tapi juga karena masih kental budaya betawinya dibandingkan dengan kota Jakarta aslinya yang tumbuh menjadi kota metropolis.





Ada adegan yang menempel di memoriku. Yakni doa almarhum Benyamin S. yang mendoakan si Doel anaknya. “Gue emang bodoh. Makanya elu, gue sekolahin sampai tingkat sarjana. Agar elu bisa jadi sukses. Nggak suseh kayak babe lu. Jangan cuman jadi sopir oplet aja. Kalau perlu elu jadi gubernur,”

Sekian tahu berlalu. Si Doel dalam dramanya nggak jadi gubernur. Ia hanya jadi petinggi di perusahaan negara, Pertamina. Tapi, di dunia nyata, Si Doel berhasil menjadi seorang gubernur. Gubernur Banten tepatnya. Setelah, si Doel menjadi wakil gubernur dua periode lewat pemilihan umum bersama Ratu Atut.

Selain adegan yang memorable itu, aku juga lihatin alat peraganya. Ada satu yang menarik perhatianku sampai Salfok (Salah Fokus). Itu mug, wadah kopi babenya si Doel yang tertata rapi di meja tempat babenya istirahat. Bobok-bobok cantik. Mug sederhana warna ijo motif lurik. Terkesan antik di mata. Meskipun, pada jaman drama ini dibuat (1990-an) mug itu dikesankan murahan dan ndeso. 

Sekarang, mug motif lurik udah jadi barang vintage alias antic yang dicari oleh para penggemar barang antik. Jokowi selaku Presiden RI untuk periode 2014-2019 ternyata juga memakai mug motif ini untuk minum. Itu terlihat dalam sebuah video yang ditayangkan lewat jejaring internet.

Harga mug ini beragam. Dari hasil searching di internet, yang ukurannya kecil kira-kira untuk dua sampai tiga tampungan gelas kecil harganya berkisar antara 25 ribuan. Untuk yang ukuran besar melalui web khusus yang menjual barang online dihargai 90 ribuan. WOW bangets ya.

Bangganya lagi, ternyata aku juga punya mug motif ini. Mugku ada tiga. Dua untuk ukuran kecil dan satu yang ukuran besar. Itu mug bersejarah dan kesayangan sekali. Untuk yang dua buah warnanya putih motif bunga-bunga warna merah. Ini masih sering aku pakai buat bikin wedang teh atau wedang kopi. Nggak mantep kalau nggak pakai mug ini. /(^_^)\

Untuk mug yang ukurannya besar, dulunya (1990an) sering dipakai ibuku buat ngirim wedang para pekerja di sawah. Aku sering menentengnya di tangan buat ngirim. Penuh kenangan dech pokoknya. Sekarang mug penuh kenangan ini disimpan di lemari untuk menjaga agar tidak penuh goresan.


Senin, 02 Juli 2018

Gara-Gara Shampo Kadaluarsa

Beberapa bulan belakangan ini, aku menderita gatal-gatal di kepala. Jangan nuduh aku kutuan! Sepanjang umurku, aku kutuan dua kali. Pertama, saat duduk di bangku SD. Kelas 5. Kedua, sewaktu kuliah tingkat 3. Penyebabnya sama, ketularan teman yang rambutnya kutuan. Solusinya sih simple. Nggak perlu pakai obat kutu rambut macam Pe****k buat membasmi kutu rambut. Cukup diserit. Langsung beres.

Bagi yang nggak tahu, serit tuch, gambarnya kayak yang dibawah ini!



Dengan menyerit rambut, kutu-kutu pada rontok. Tapi, harus dilakukan saat awal-awal merasakan gatal di rambut. Karena, kalau udah kelamaan tuch kutu rambut udah terlanjur bikin kepompong di rambut cantik kita. Bahasa jawanya liso. Liso ini sama gatalnya dengan kutu rambut yang udah dewasa. Jadi mesti dibasmi juga. Serit nggak bisa merontokkan liso. Mau tak mau harus diambil atu-atu. Bahasa Jawanya dipetani. Kayak gini gambarnya!



Karena nggak mungkin aku kutuan, option kedua, aku ketombean. Penyakit lama dan susah dibasmi rambut aku tuch ketombe. Sama gatalnya dengan kutuan. Biasanya dengan rajin mengkeramas rambut, ketombe berkurang banyak. So, kepala bebas dari gatal. Tapi, ini enggak. Gatalnya masih tetap bandel menempel di kepalaku dan bikin aku semangat menggaruknya. Kesiksa banget. Mana nggak tahu solusinya pula.

Lalu, tiba-tiba, anak salah satu tetanggaku yang sedang main ke rumahku nyeletuk, “Mbak masih muda kok ubanan, sih?”

“Masa? Salah lihat kali.” Kataku tak percaya. Masak badan masih kencang. Nggak ada kerutan di kulit kok udah ubanan.

“Bener, Mbak.”

“Lah, mana buktinya?”

Anak tetanggaku lalu mencabut yang katanya uban di kepalaku. Prosesnya nggak sakit sama sekali. Ia lalu ngasih ke aku. (ToT) (>_<) Huweee…! Ternyata ia betul. Aku ubanan. Lebih dari satu biji pula. Sedihnya.

Sejak itu, aku mulai lebih care ama rambutku, merawatnya hati-hati. Mengolesi daging lidah buaya ke rambutku karena katanya lidah buaya bagus buat rambut. Itu rutin tiap pagi dan petang. Selama sebulan dah nggak ada uban lagi. Terus aku berhenti deh perawatan.

Namun, bulan berikutnya, si uban yang menyebalkan itu datang lagi. Jumlahnya lebih banyak dari yang pertama. Bulan berikutnya juga iya. Aku jadi mikir ini kenapa ya? Aku masih berusia muda, hidup santai, tidak sedang dicekam terror atau tekanan tertentu, tidak punya riwayat ubanan selama ini dari seluruh keluargaku dari pihak ayah maupun ibu, makanan yang ku konsumsi juga nggak ada yang aneh-aneh. Masih sama seperti dulu. Tapi, kok kali ini ubanan. Aku bingung. Super duper bingung.

Sempat juga mikir gara-gara gonta-ganto shampo. Namun, option ini juga aku coret. Dari dulu aku sering gonta-ganti shampo dan nggak kenapa-napa tuch. Pahit-pahitnya, ketombeku kian parah. Tapi, nggak sampai ubanan.

Jadi karena apa?

Lalu, iseng aku baca tulisan di botol shampoku. Aku baca dari cara pemakaian, ingredients, manfaatnya dll. Hingga mataku tanpa sengaja menempel pada huruf yang berbeda karena dicetak dengan tinta yang berbeda. EXP 120418.

Mataku melotot dan ingin teriak, “Oh, GOD!” Begonya aku. Pantas aku ubanan. Lha wong shampo yang ku pakai udah expaired alias kadaluarsa.  Sayangnya aku udah terlambat menyadarinya. Ubananku udah terlanjur meraja lela. Sedangkan, cairan pada shampo kadaluarsaku udah terlanjut mengalir mengenai kulit di leherku, menimbulkan rasa gatal yang luar biasa dan juga perih. Kesiksa banget.



Hik hik hikszzz.. Gara-gara teledor, nggak memeriksa tanggal kadaluarsa, aku sendiri yang kesiksa. Untung cuman shampo yang penggunaannya pada tubuh bagian luar. Kalau makanan gimana? Atau, obat? Efeknya bagi kesehatan pasti lebih berat lagi. Dan, aku bersyukur, keteledoranku hanya pada shampo saja. Kalau pelembab wajah? Lipstick? Bedak? Gimana? Iyuhh.. Bisa hancur wajahku. Tambah jelek dech aku.  





Minggu, 01 Juli 2018

Jadi Cantik, Siapa yang Tidak Mau?

Menjadi cantik. Siapa yang tidak mau? Bukan hanya wanita, pria pun suka. Karena itulah, segala serbi yang berhubungan dengan kecantikan, seperti merawat kecantikan, cara menjadi cantik, make up, aksesoris yang memancarkan kecantikan dll jadi topic yang tidak pernah mati. Dari jaman baheula (Masa Prasejarah) hingga era millennium dasawarsa ini, topic ini masih tetap eksis. Bahkan makin hot dengan berbagai penemuan mutakhir di bidang ini.

Pertanyaannya, kenapa kecantikan begitu dipuja?
Karena menjadi cantik memiliki banyak keuntungan.

The First, dapat kesempatan dan peluang yang lebih baik.
Kecantikan sesuatu yang paling mudah dilihat dan dinilai. Jika kita dihadapkan pada dua orang wanita. Satu cantik dan satu kurang cantik. Hati kita pasti akan menilai si Cantik lebih daripada yang agak kurang cantik. Iya, kan? Hayo ngaku! Nggak usah munafik, deh. (^_^)
Urusan kepribadian, moral, dan hatinya itu bisa dinilai nanti. Prinsipnya, enak di mata enak di hati. Makanya, orang cantik akan dapat kesempatan lebih baik dalam urusan pernikahan, karir, maupun popularitas daripada yang kurang cantik.

The Second, Lebih PD
Kita akan lebih PD dengan wajah cantik putih, mulus, kinclong, bak batu giok daripada dengan wajah hitam legam, kasar, dan jerawatan. Apalagi jika penuh bopeng. Hiyy (>_<). Alamat nggak berani keluar rumah tuch. Bawaannya ingin ngumpet aja karena malu.
Meski nggak semua. Namun, umumnya orang yang cantik dan berkulit putih akan lebih PD dalam menonjolkan kelebihannya, dibandingkan dengan yang berkulit hitam. Orang-orang kurang cantik dengan kulit gelap umumnya lebih pemalu dibandingkan dengan yang berkulit putih. Mereka cenderung tidak berani tampil di depan public.

Guruku sejarah pernah bilang, “Kita itu kelamaan dijajah Belanda yang berkulit putih. Makanya kita punya mental minder.”

Aku pikir itu ada benarnya. Hanya karena kita berkulit lebih gelap (sawo matang), kita tidak PD dengan kecantikan alami kita dan mati-matian pake produk pemutih berharga selangit demi bisa putih kayak mereka. Berbagai produks pemutih diburu, tanpa perduli harga dan juga efek sampingnya.

Kalau menurutku, itu bego. Padahal kan, putih tidaknya seseorang itu tergantung pada DNAnya. Alias nggak bisa diubah Broh. Kecuali Bro/Sis tajir gila macam Michael Jackson. Penyanyi dari USA ini punya banyak uang buat operasi mengubah warna kulit dari hitam menjadi putih dan sekaligus pemeliharaannya. Tanpa itu, jangan mimpi dech.  

Tapi, nggak usah sedih Bro/Sis. Warna kulit kita, sebagai orang Indonesia yang sawo matang itu cantik, kok. Dengan caranya sendiri. Itu sesuai dengan kondisi alam kita yang terkena pancaran sinar matahari sepanjang tahun.

Kalau masih nekat juga ingin berkulit putih dengan biaya yang lebih miring daripada Michael Jackson, coba dech tips My Teacher. “Cat aja pake cat putih atau gamping biar lebih irit!” Dijamin putih secara instan. Untuk hal-hal seperti kulit kencang, kaku, panas, dan kerusakan lainnya mohon ditanggung sendiri.

The Third, Buat permen mata

Kecantikan itu permen mata, buat mencuci mata. Saat penat, hati cenat-cenut, lihat yang cantik-cantik, pastilah hati lebih lega. Beban agak berkurang. Coba bayangin! Udahlah capek fisik, pikiran kusut, hati suram, eh lihat muka super duper jelek.. Jujur rasanya ingin nangis darah. Banting cangkir. Mata kita pasti akan beralih, nyari yang agak lebih baik di mata. Iya, khan?

The Fourth, Mempermudah urusan

Orang cantik akan lebih banyak fans, penggemar. Orang-orang yang ingin menempel karena ingin ketularan berkahnya datang silih berganti. Nah di situ letak enaknya. Dengan adanya fans di sekitaran, urusan kita bakal lebih cepat kelar dan juga mudah. Kenapa? Karena, mereka (para fans) akan membantu mempermudah urusan kita. Mereka tak akan segan-segan membantu demi masuk list pertemanan.
Nggak percaya?

Contoh nyata tuch artis. Para fans, khususnya yang fanatic, meski suka rempong ingin ikut campur masalah dalam negeri si artis, namun mereka rela tanpa dibayar membantu si artis untuk terkenal. Mereka dengan gratis, tidak sayang pulsa dan uang demi mendukung si artis mempromosikan karyanya (film, drama, lagu, dll). Mereka bahkan siap sedia berjibaku melawan para bubuk hitam yang ingin mengoles si artis dengan gossip miring.

Mau menjelek-jelekkan idolaku? Hadapi dulu aku.

Beneran dech.

Aku tuch pernah ngalamin dua kali. Pertama, saat aku tak sengaja menyinggung salah satu artis dalam sebuah fanpage. Nggak sampai jelek-jelekin si artis. Cuman bilang, “Aku nggak suka ah ama ….. (nama artis disembunyikan biar nggak dibilang promosi). Aktingnya jelek. Lembek. Bisanya cuman mewek. Nggak ada aura ratunya. Makanya ratingnya jelek.”

Langsung ditangkis sama penggemar setianya. “Kata siapa? Justru karena …. bergabung dramanya jadi lebih baik. Ia nggak segalak artis sebelumnya. Jangan jelek-jelekin…. Bla bla bla…

Langsung dech aku out dari fanspagenya. Keder dengan komentar sadisnya. Galaknya. Ampun dech. Bikin parno.

Di kesempatan kedua, waktu aku nggak sengaja nyinggung salah satu nama pemimpin kita lewat puisi. Nggak jelek-jelekin. Cuman mengkritik kebijakannya yang menurutku tidak tepat untuk rakyat. Itu pun dengan bahasa puitis.

Balasannya?

(ToT) . Bukan parno lagi. Mati karena jantungan dach. Udahlah dimaki-maki, dikatain, diancam mau dilaporin polisi dengan pamer screen shoot pula. Aku langsung nggak berani buka akun sosmedku lagi berbulan-bulan lamanya sampai berdebu.


Buat list selanjutnya, bisa reader tambahin sendiri. Untungnya banyak kan? Makanya, itu semua orang ingin cantik.