MENGENAL HAJI WURAWARI
Dalang Dibalik Mahapralaya Raja Darmawangsa Teguh dan Penggedenya
Dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno)
Author
mengenal Haji Wurawari pertama kali saat masih SD sekitar tahun 1994/1995 dari
buku yang author baca. Judulnya, kalau tidak salah ingat Airlangga. Namun, saat itu author tidak terlalu
memperhatikannya, karena focus pada tokoh Airlangga, yang menurut author
sangatlah hebat. Ia seorang tokoh besar yang mampu mengembalikan kejayaan
sebuah kerajaan setelah porak-poranda karena serangan Wurawari ini.
Author
mulai tertarik dengan tokoh ini sekitar tahun 2017, ketika author tengah
mencari literature sejarah Blora untuk bahan tulisan novel author kelak. Dalam
literature yang author baca dalam buku berjudul ensiklopedia Blora, Haji Wurawari
ini mulai disebut. Saat itulah, author baru tahu jika ternyata sosok Haji
Wurawari ini memiliki kaitan sejarah dengan Blora.
Siapa Haji Wurawari ini?
Haji
Wurawari kira-kira hidup pada jaman kerajaan Mataram kuno dan Sriwijaya. Ia
bukanlah seorang raja dari kerajaan besar. Ia hanyalah seorang vassal (Penguasa
Bawahan) dengan lingkup kekuasaan yang kecil, namun ia punya ambisi yang sangat
besar. Ia berambisi menikahi putri raja Darmawangsa Teguh, raja Mataram Kuno
kala itu agar kelak bisa menjadi penguasa Kerajaan Mataram Kuno, menggantikan
raja Darmawangsa Teguh. Sayangnya, ambisi terpaksa pupus karena raja
Darmawangsa lebih memilih pangeran dari luar Jawa yakni Pangeran Airlangga dari
Pulau Bali yang masih keponakannya sendiri daripada dirinya.
Selain
ambisi, nyalinya tak kalah besar. Ia berani menyerang ibukota kerajaan Mataram
Kuno saat sedang jaya-jayanya, memporak porandakannya, dan bahkan berhasil
membuat raja Darmawangsa Teguh berikut pembesar-pembesarnya tewas. Entah apa
yang dipikirkannya hingga ia punya keberanian sebesar itu.
Teorinya
mengatakan, ini dilatari oleh motif dendam. Konon, Haji Wurawari ini menyimpan
dendam kesumat pada raja Darmawangsa karena menolak lamarannya. Karena itulah,
ia menyetujui permintaan koalisi dengan kerajaan Sriwijaya untuk menyerang
kerajaan Mataram Kuno. Ini adalah bentuk hukuman dari kerajaan Sriwijaya karena
raja Darmawangsa telah berani menyerang Sriwijaya, meskipun gagal.
Haji
Wurawari bersama kerajaan Wengker dengan dibacking Sriwijaya pada tahun 1017 M atau
93 epat saat Darmawangsa mantu, Wurawari bersama Wengker menyerang kerajaannya.
Serangan
itu dilancarkan secara mendadak dan tak terduga. Akibatnya, kerajaan luluh
lantak dan tak menyisakan apapun kecuali sedikit saja yang selamat yakni
Airlangga bersama abdi setianya, Narotama. Haji Wurawari pun keluar sebagai
pemenang dan memaksa Airlangga hidup terlunta-lunta dalam pelariannya.
Kesejarahan Haji Wurawari
Nama
Haji Wurawari tercantum dalam prasasti Pucangan, prasasti yang dikeluarkan oleh
Airlangga setelah menjadi raja. Haji Wurawari dalam prasasti Pucangan dianggap
sebagai musuh Airlangga.
Prasasti Pucangan terdiri
dari bahasa jawa kuna dan bahasa Sanskerta. Alih aksara telah dilakukan Kern
dan Damais. Bahasa Sanskerta pembacaan Kern terdiri dari 34 baris. Prasasti
Pucangan bahasa Sanskerta bertarikh 959 saka atau 1037M. Sedangkan prasasti
Pucangan bahasa Jawa kuna bertarikh 963 saka atau 1041M.
Prasasti
Pucangan (Calcuta) yang dikeluarkan Airlangga yang membahas tentang Wurawari
lebih lengkapnya berbunyi : “ri kālaning pralāya
ring yawadwipa i rikāng sakakāla (Tahun tidak terbaca dengan jelas) 928 / 938 /
939 saka ri prahara haji wurawari masö mijil sangke lwaram ekarnawa rūpanikāng
sayawadwipa rikāng kāla”
Diterbitkan
oleh H. Kern yang artinya kurang lebih : "ketika terjadi pralaya di
Pulau Jawa pada tahun 928 / 938 / 939 saka dari prahara Haji Wurawari, ketika
ia keluar dari Lwaram, seperti hamparan lautan keadaan seluruh Pulau Jawa pada
saat itu - rata"
Author
sempat bingung dengan waktu terjadinya pralaya di kerajaan Mataram Kuno. Dari
buku berjudul Ensiklopedia Blora, disebutkan tahun 1017 M/ 939 tahun Saka. Akan
tetapi, dari buku berjudul Tafsir Sejarah Nagarakretagama karya Prof. Slamet Muljana,
disebutkan jika Pralaya terjadi tahun 1006 M / 928 tahun saka. Setelah
ditelusuri, ternyata perbedaan tahun ini dikarenakan kondisi prasasti yang
sudah rusak dan huruf-hurufnya banyak yang sudah aus. Keterangan ini author
dapat dari literature yang memuat isi lengkap prasasti Pucangan. Itu sebabnya
tahun tepatnya tidak bisa dipastikan.
Dengan
bukti-bukti yang ada, menunjukkan jika tokoh Haji Wurawari memang pernah ada
dan hidup di tanah Jawa.
Dimana Letak kerajaan Wurawari
Letak Wurawari ini ada beberapa pendapat.
Menurut Moh. Hari Soewarno Letaknya di Jawa Timur. Menurut Prof. Dr.G.De
Casparis dari Semenanjung Malaka. Menurut B.Schrieke letak Wurawari ada di
Banyumas sekarang, di sebelah selatan Karang Kobar. Nah, Lwaram yang jadi
tempat keluarnya Wurawari untuk menyerang Darmawangsa diperkirakan di Desa
Ngloram yang berada di tepi Bengawan Solo, kec Cepu Kabupaten Blora, tempat author
tinggal.
Perubahan
nama dari Lwaram menjadi Ngloram berdasarkan hasil analisis toponimi (nama
tempat). “Pelesapan konsonan ’w’, penyengauan di awal kata, dan perubahan vokal
’a’ menjadi ’o’ menjadikan nama lama Lwaram menjadi Ngloram sekarang.
Penjelasan seperti itu pula yang membantah berbagai pendapat terdahulu yang
menyebutkan Haji Wura-Wari berasal dari daerah Indocina atau Sumatera sebagai
koalisi Sriwijaya. Cepu sendiri memiliki data arkeologis, toponimi, dan
geografis kuat untuk menunjukkan jika memang Lwaram ini ada di tepian Bengawan
Solo yang kini dikenal dengan nama Desa Ngloram.
Selain, hasil analisis Toponimi, masih ada
bukti lainnya. Di Ngloram ditemukan batu bata kuno berserakan. Batu
bata itu ditemukan oleh tim ekspedisi berada di tengah tegalan, di tepi
persawahan, berupa tumpukan batu bata kuno berlumut yang kini dijadikan areal
pemakaman. Sekarang areal tersebut disebut situs Wurawari atau situs Ngloram.
Mulai
tahun 2000, serpihan batu bata kuno berukuran 20 x 30 sentimeter dengan tebal
sekitar 4 cm, serpihan keramik, serta serpihan perunggu dari situs itu
dikumpulkan dan kini disimpan di Museum Mahameru. Temuan di situs itu
memperkuat isi Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042 Masehi) yang
pernah diuraikan oleh Boechori ahli
huruf kuno (epigraf) dari Universitas Indonesia yang sekarang sudah almarhum.
Konon,
setelah Airlangga berhasil mengembalikan kerajaan dan berkuasa menggantikan
Darmawangsa atas restu para pendeta, ia ganti menyerang Wurawari. Wurawari pun
kalah dan kini takluk dibawah kekuasaan Airlangga tahun 1032 M / 954 tahun saka.
Setelahnya, Wurawari tidak lagi disebut-sebut. Tempatnya pun kini tinggal
puing-puing, meski jejaknya masih ada dan dapat ditelusuri.
Sekian
kiranya, author menceritakan tentang Haji Wurawari dari Lwaram. Memang, ia hanya
seorang tokoh pemberontak, yang melawan rajanya dan bahkan membunuhnya. Namun,
nyalinya patut diacungi jempol. Seorang vasal yang luar biasa hingga dirinya
berhasil mengukir namanya dalam catatan sejarah. Itulah dia Haji Wurawari.
Daftar
Pustaka,
Prasasti
Pucangan…oleh Vernika Hapri Witasari FIB UI, 2009
Ensiklopedia
Blora oleh tim Yayasan Bangga Blora,
2010
Tafsir
Sejarah Nagarakretagama oleh Profesor Slamet Muljana terbitan LKIS, 2011
cetakan V
keren infonya makasih sdah berbagi infonya
BalasHapussurat yusuf
Tapi apakah waktu itu agama Islam sdh masuk di pulau Jawa...sehingga ada orang bergelar haji...?
BalasHapusSudah om, di museum granada spanyol tersimpan surat dr ratu shima kpd kalifah utsman bani umayah untuk mendatangkan pengajar agama, haji dikontek ini sepertinya untuk menyebut orang muslim, ada yg menyebut sbg aji tp sepertinya tdk cocok, krn aji itu gelar bangsawan untuk anak muda, pdhl wura wuri menyerang darmawangsa tguh krn tlh membunuh seluruh anak dan menantu laki2 wuawuri(buku ejaan lama di buku loak) ketika datang berpamitan dan minta ijin tdk bisa mengikuti rencana pernikahan putri darmawabgsa tguh dgn erlangga
HapusBukan haji tapi Pembacaannya Aji Wurawari
BalasHapusMohon pencerahannya. Sejarah Kerajaan lwaram kapan berdiri dan aliran atau agama resmi kerajaan beserta rajanya. Haji Wurawari apakah penduduk asli atau raja pendatang
BalasHapusPernikahan Cicit ratu shima dr garis kedua anaknya jayshima( narayana) dan parwati melahirhan garis dinasti sanjaya sd darmawangsa tguh dan bre wengker, kl keturunan cucu dr jayshima saja menurunkan garis gelang(keling jepara), wurawuri dan hasin(trenggalek)
Hapus