Makam Syaikh Sadzali Rejenu
Selain
kompleks makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, Kudus masih menyimpan situs makam
wali lainnya, yakni Syeikh Sadzali Rejenu. Konon beliau berasal dari Persia.
Menurut juru kuncinya, Syeikh Sadzali Rejenu ini merupakan guru dari Sunan
Muria. Namun, ada pula yang berpendapat kalau beliau ini justru yang murid
Sunan Muria.
Berbeda
dengan makam Sunan Muria, akses menuju makam ini cukup sulit. Para peziarah
hanya bisa memasuki wilayah ini dengan berjalan kaki atau naik motor mengingat
jalannya sempit dan menanjak tinggi, meski sekarang sudah diperlebar dan
dilapisi beton. Jika peziarah khawatir motornya tidak kuat karena tanjakannya yang tinggi dan sempit, peziarah bisa
menitipkan sepeda motornya pada tempat parkir yang tersedia dan melanjutkan
perjalanan dengan berjalan kaki atau memanfaatkan jasa ojek.
Tapi, tenang. Para peziarah mendapatkan hiburan yang cukup menyejukkan mata sepanjang perjalanan. Di kanan kiri jalan, para peziarah bisa menikmati keindahan pepohonan yang tumbuh asri. Udara yang masih segar dan sejuk akan membuat kantuk dan lelah para peziarah hilang. Di kiri jalan, peziarah bisa menikmati keindahan sungai yang mengalir jernih diantara bebatuan kali. Airnya masih sangat jernih, belum tersentuh oleh limbah.
Selain sungai dan pepohonan, nanti para peziarah dapat melihat gemericik air terjun Montel dari kejauhan. Air terjun Montel dapat dilihat dengan jelas, meski para peziarah tidak langsung bisa mengunjunginya karena jalur ke makam Syeikh Sadzali Rejenu dengan air terjun Montel berbeda.
Air terjun Montel
Sampai di lokasi, nanti pengunjung akan melihat tempat parkir sepeda motor. Di sana, pengunjung bisa menitipkan sepeda motor dan membeli makanan ringan, minuman, ataupun botol. Karena selain mengunjungi makam, di tempat ini juga terkenal dengan air tiga rasanya. Biasanya para pengunjung menikmati air tiga rasa dan menyimpannya ke dalam botol sebelum berziarah atau meneruskan menjelajahi hutan.
Tempat parkir sepeda motor atau sepeda di areal Makam Syeikh Sadzali Rejenu.
Dari tempat parkir, pengunjung bisa langsung naik ke atas melalui jalan berundak yang sudah dibeton rapi. Di sana pengunjung akan disuguhi keunikan dari pintu gapura yang unik, hampir mirip dengan pura, yakni terbuat dari tumpukan batu merah yang sekarang tampak kusam karena ditumbuhi lumut di sana-sini. Gapura dihiasi lima ornamen berbentuk piring yang disana tertulis huruf Hanacaraka yang biasanya menandakan kapan gapura itu dibuat.
Setelah melepas lelah karena perjalanan yang tak mudah, pengunjung bisa memilih mengunjungi sumber air tiga rasa yang terletak di sebelah kiri gapura atau langsung mengambil air wudlu di tempat yang tersedia untuk mengunjungi makam Syeikh Sadzali Rajenu yang terletak di sebelah kanan gapura.
Air yang digunakan untuk wudlu ini berasal dari air sungai yang mengalir dari atas pegunungan karena itu jangan heran jika airnya luar biasa dingin dan sejuk. Tempat wudlunya pun bukan dari keran, tapi pipa air yang dibuat lubang kecil-kecil untuk air wudlu dan disumbat dengan ranting pohon, sangat sederhana sekali.
Sehabis mengambil air wudlu, peziarah diwajibkan menutup aurat secara sempurna sebelum memasuki makam. Biasanya, peziarah akan diminta mengisi daftar tamu pada petugas penjaga makam. Setelah itu, peziarah dapat memilih berdoa sendiri atau dibantu olah sang petugas.
Lokasi dalam makam
Bagi pengunjung yang ingin melaksanakan sholat, di tempat ini juga tersedia sebuah mushola sederhana yang dibangun oleh penduduk sekitar untuk acara keagamaan. Letaknya persis di bawah areal makam Syeikh Sadzali Rejenu.
Mushola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar